Senin, 19 Januari 2015

Sederhana, tapi jleb sih



Karena kita harus belajar lagi, bahwa kadang hidup itu gak selamanya mudah. Gak semua cerita di masa SMA itu sama kayak di novel novel remaja, yang buat senyum sendiri karena ceritanya. Nyatanya, gak semua orang punya cerita yang indah. Banyak pula hal yang emang… gak pernah terjadi seperti di novel novel. Well, kadang salah juga kalau kita kemakan sama imajinasi untuk dapatin apa yang ada di novel. Semuanya kita yang buat. Ceritanya, tokohnya. Kita yang buat sendiri. Bukan orang lain.
Aku kadang bermimpi, untuk merasakan hal yang sama seperti di novel novel tentang masa SMA. Kayak kenalan sama orang dari mos jadi deket dan blablabla. Walaupun aku pernah mengalaminya pas SMP sih. Sayang, kita jelas butuh tokoh lain untuk ngelengkapin kisah kita. Gakmungkin kan kita berjalan sendiri? Dan yang cerita yang sekarang kurangkai masih hanyalah pertemanan. Perbanyak pertemanan kemana mana. Ke sekolah, asrama, gereja, organisasi. Kadang hang out, nonton ke bioskop, atau bahkan ke gereja. Kadang aku heran sendiri, kenapa aku enggak pernah bisa mendapatkan cerita di novel novel? Apakah itu begitu menyedihkan bagiku?
Kita kadang mau apa yang kita certain sesuai sama kenyataannya. Tapi kadang, gak semua bisa kita tuntut sama. Apa kita mau hidup dalam drama? Jujur, pasti semua orang gamau kan hidupnya diatur yang kebangetan contohnya kemana mana diatur, bahkan kalau ngomong sama orang tertentu aja gak boleh. Jelas kita bakalan marah. Dan aku pun sama. Apa haknya ngatur aku kalau orangtua ku gak harus nuntut aku seterlalunya. Pasti itu yang aku katain. Saat aku masih jadi bocah yang berpikiran sempit sih.
Walau begitu, banyak kisah bahagia yang kulaluin. Bahagia itu sederhana. Dibonceng sama temen, dan kita jalan bareng rame rame ke satu tempat, dan disana ketawa lepas tanpa ada rasa malu aja udah jadi saat yang menurutku gak dilupain. Kayak naik angkot AG dan bemo dikupang. Aku juga rindu kok saat saat bareng, apalagi saat di masa sekolah kayak SMP dan SMA. Lebih terutama lagi kalau ada hape didalamnya. Ah abaikan. Lagian sekarang kan hape hanya sebagai media. Jangan sampai terhamba sama hape ajalah sekarang. Ada juga senyum senyum sendiri sama keluarga ku. Kalau ini sih kayaknya udah jadi hal yang wajib dan emang gitu kan.
Novel itu sama kayak mimpi. Kita berharap bahwa itu akan terjadi. Tapi nyatanya enggak. Ada juga peluang kalau mimpi itu bisa jadi kenyataan atau enggak. Tergantung. Ya itu yang disebut déjà vu. Maka, kuncinya pasti hadapin aja. bener. Hadapin mana yang emang bener bener nyata.  dibalik ini semua, mungkin yang sekarang ku lalui adalah cerita buatanku sendiri yang gak akan dirasain oleh orang lain. Aku hanya perlu bersyukur aja untuk semuanya. Karena Tuhan udah nyusun yang terbaik. Dan suatu saat, hari
itu akan tiba pasti akan jadi sangat indah.

Tidak ada komentar: