Rabu, 01 September 2010

Ini keputusanku.... (Part. 1)

cerbung ini adalah buatan saya ASLI..

Maaf jika ada nama, tempat, cerita, kemiripan yang sama. Itu bukan maksud saya.. Hehehehehe... Selamat membaca!! :)



Di kelas, setelah menjadi murid kelas IX




"Eh, tya! Lo ngerasa nggak diperhatiin?" Tanya meliza yang duduk disamping chintya..




"Lumayan, diperhatiin ama lo... Hahahaha.." Kata chintya dalam volume kecil. Karena sekarang lagi pelajaran




"Gwe serius, tya!! Kayaknya ada yang merhatiin lo.. Tapi siapa?"




"Nggak tau... Ah, mungkin fans..." Jawab chintya cuek...




Meliza hanya manyun nggak jelas.




Ia melihat teman temanya.. Dari kiri kanan blakang ma depan posisi tempat duduknya. Tak ada yang mencurigakan. Ia pun kembali ke posisi duduknya semula




Tapi, kini chintya mulai gelisah... Ia merasa sedang diperhatikan.. Tak tau oleh siapa. Ia curiga pada cowok itu... (Lha, siapa sih?) Dia selalu pura pura belajar.. Saat chintya memandang dia, si cowok malah menghindar.. Pura pura baca buku




"Za, gwe tau siapa yang merhatiin gwe.."




"Siapa? Siapa?"




Chintya pun membisikan nama cowok tersebut.




"Hah!! Masa sih.? Gwe nggak yakin... Dia kan,, dia,... dia?? Nggak yakin!"




"Ye,, ni anak.. Gwe blum bilang pasti. Jadi Belum tentu 100% akurat.."




"Iya juga ya? Hehehe... " Kata meliza menjulurkan lidah..




"Tapi, gwe makin yakin. Pasti itu dia.. Nggak mungkin pas gwe balik dia langsung nunduk sambil nyoret nyoret."




"Ih, kegeeran itu jangan dipelihara"




"Malahan kalau gwe pelihara, gwe akan lebih pede deketin elang daripada lo yang selalu mati kutu. Hahaha.."




"Apaan sih lo? Gwe tu nggak suka ma dya."




"Tapi dia suka lo kan? Udah deh! Jujur aja! Semuanya dah tau kok!"




"Ih, gwe malu deketin dia karena gwe nunggu dia nembak gwe"




"Ce elah.. Jual mahal segala! Kalau memang dah suka, jangan disembunyiin lagi!"




"Ih! Nggak!"




"Iya"




"Boong!"




"Jujur"




"STOOPPP!!" Tegur nayla yang juga sahabat chintya dan meliza yang duduk di kursi di depan mereka..




"Soryy!!" Jawab chintya dan meliza hampir bersamaan.




Mereka pun terpaksa berhenti karena udah ditegur sama nayla




Di kantin




Chintya, meliza, dan nayla duduk di bangku yang sama. Mereka itu seperti perangko dan lem.. Susah dijauhin.




"Za, gwe beli bakso dulu ya.. Lo tunggu disini." Ia pun berlalu..




Setelah selesai membeli, ia tak melihat kedepan dan menabrak kakak kelas.




"Aduh! Panas banget! Kalo jalan tu pake mata" tegur si kakak kelas




"Maaf, kak! Tapi kakak tau kan gwe megangnya berat dan kepanasan! Sedangkan kakak, hanya jalan gtu aja. Kakak seharusnya ngeliat! Kalopun gwe menghindar, ni kuah pun tumpah! Jdi kakak yng salah! Bukan gwe! Cepetan ganti!"




'Ih, ni anak. Cantik banget. Kok dy berani beraninya negur gwe ya?padahal banyak yang takut ma gwe.. Hmmm...' Ucap sang kakak kelas dalam hati..




Chintya pun menaruh mangkuk bakso itu ke meja terdekat dan meninggalkan si kakak kelas...




"Eh, berani banget lo ama kak rio? Kak rio tu kan cowok yang menjadi idola kakak kelas sampai sampai adik kelas? Lo nggak takut ya ma dya?" Meliza mengomentari chintya yang lagi marah




"Asal lo tau! Dia itu mau anak presiden kek, anak jackie chan kek, anak james bond kek, gwe nggak takut! Dia yang salah! Bkan gwe.uang gwe 8 ribu terbuang percuma."




Plukk!! Terdapat pukulan meja yang dibawanya uang 8 ribu..




"Nih! Biar lo gantiin bakso lo yang tumpah tadi! Asalkan,..."




"Apa??"




"Kasih nomer hp lo?!"




Chintya pun berbisik pada meliza..




"Dya nih tukang sensus ya?"




"Mungkin..."




"Woy cepetan! Waktu gwe terbatas!"




'Ih, ni orang! Tulus nggak mintanya??' Kata chintya dalam hati.




"Iyah iyah... Ngomel aja kerjaan lo?!"




Diketiknya sesuatu pada hp rio.




Eh, kalo lo mo minta nomer hp gwe tu yang sopan! Gwe nggak akan ngasih tanpa ada perjuangan dari loe!!




"Nih kak.! Udah selesai. Jangan dibuka di sekolah!"




"Pake alasan alasan lagi."




"Lo juga kan!Ya udah!! Gih sana!"




Rio pun berlalu..




"Eh, lo ngasih nomer yang mana?" Tanya nayla




"Perasaan tadi Gue nggak ngasih deh.."




"Hah!!??trus tadi loe ngetik ngetik apa?"




"Gwe hanya negur dia aja kok!"




"Gwe nggak percaya! Masa sih cowok seganteng gitu dateng langsung ke lo untuk minta nomernya?"




"Gwe nggak merasa, tuh! Gwe nganggep dia itu jelek, kurus, genit, dan bodoh!! Gwe nggak akan ngasih dia nomer gwe.. Enak banget dia hanya tinggal bertitah aja!"




"Okay.. Gwe ngerti maksud lo. Tapi, lo nggak nyesel?"




"Nggak merasa dan nggak diterima kalo dituduh kayak gitu..ih, udahan yuk!! Kita balik ke kelas lagi"




"Yuk!" Jawab meliza dan nayla berbarengan






••••••






Di pintu gerbang,




"Eh, udah dulu ya! Gwe mau jalan aja.. Bye!"




"Bye tya!" Jawab meliza




"Hati hati!!" Tegur nayla.




"Sip bos!"




Chintya masih merenung. Mengapa si rio minta nomernya chintya?




Sementara berpikir, tiba tiba motor rio memalang jalan chintya.




Rio melepaskan helmnya..




"Eh! Kalo lo mo ngasih tau nomer hp tu yang bener! Gwe akan berjuang minta nomer hp lo sampai tetes darah penghabisan!"




"Oh, silahkan aja. Gwe nggak terlalu mikirin. Lo mau lakuin apa nggak, bukan urusan gwe."




Chintya terus berjalan. Tetapi ada yang menarik tanganya.




"Kalo lo nggak mau ngasih nomer hape lo, sekarang gwe anterin lo pulang."




Chintya melepas tanganya




Tapi percuma, rio turun dari motornya dan menaikanya ke atas motor.




Mau tak mau chintya hanya ngomel ngomel aja.




"Dasar cowok brengsek!! Kenapa..."




"Stop! Gwe nggak mo denger curhatan lo tenteng gwe! Lo duduk manis aja situ!"




"Lo bukan apa apa gwe! Lo hanya bisa buat gwe naik darah! Apa sih sebenarnya kemampuan lo!?"

"Gwe mampu naikin lo ke motor ini!"




"Apa kata lo?"




"Lo tuli, bisu, buta atau apaan?!"




"Gwe nggak cacat!!"




"Trus apaan?"




"Gwe males ya ribut sama orang yang nggak penting kayak lo!!"




"Jadi, mau lo apa?!"




"lo gwe pukul smpe bengkak, benjol, dan keliatan tulang!"




Ciitttt....rio rem mendadak. Tanpa sengaja chintya memeluk rio...




"Coba dri tadi lo meluk gwe kyak gini.. Nggak perlu kan gwe susah payah berantem ma lo!"




Chintya yang sedari tadi masih memeluk rio akhirnya melepas pelukanya.




"Sorry ya!! Tiada kata pengampunan dari gwe untuk lo!"




"Plis!! Maafin gwe! Gwe salah tadi ngomelin lo! Plis! Sekali ini aja!"




"Oke.. Gwe maafin! tapi, lo nggak akan.."




"Buat lo lagi.. Gwe tau!!"



Kini tibalah chintya dan rio di rumah chintya. Chintya turun dari motor tersebut..




"Makasih ya kak rio. Gwe boleh nggak minta nomer hape lo?"




"Boleh! Ni nomernya."




Rio mengetik nomor hapenya pada hape chintya. Begitupun sebaliknya.




"Ok... Thanks banget ya.. Gwe cabut dulu.."




Ditatapnya rio hingga tak terlihat. Sesampai didalam rumah, ia mendapati surat dari kevin.




Lha? Kevin itu siapa?
Apa hubunganya sama chintya?
Gimana kehidupan chintya selanjutnya?
Semuanya sudah ada di part. 2

Tetap setia menunggu ya?!

Tidak ada komentar: