Kamis, 22 Januari 2015

Curhat : Amnesia



I wish I can wake up with amnesia, And forget about the stupid little things
.
Ohokay, ini mungkin hanya pengen flashback lagi. Masa masa dulu adalah masa yang gak akan terlupakan. Why? Karena aku bener bener rindu saat aku disapa dekat tangga naik ke lantai tiga dan disapa hey, selamat pagi. Itu udah bener bener buat jantungku gugupan. Masa masa lain dimana aku bebas pegang hape. Well, ini yang paling kurinduin nih. Smsan sampai lupa waktu, dari nutup mata sampai bangun pagi. Yang bangun paling telat haru ngetraktir coca cola. Ah, kadang rindu belum tentu harus diwujudkan secara asli kan?
Terlalu sulit diraih, kadang hanya ada balasan kosong yang bener bener ngebuat sakit. Siapa sih yang gak pernah sakit? I feel the same way too. Tapi kadang aku aja yang menurutku gak peka atau peduli. Kadang aku yang terlalu masa bodo untu semuanya. Walaupun aku seharusnya peka. Tapi kenapa aku yang gak bisa jadi peka?

Aku cuman inget aja waktu di gramedia ngasih tau buku apa apa yang kupunya dan dia bilang ada yang suka sama aku. Dan saat aku ngasih satu satu pilihannya, gak dia jawab, dan hadiah ulang tahun berupa bantal itu namanya yang paling pertama tertera disana… aku ingat betapa bodohnya aku dulu. Andai aku boleh putar semua waktu ini balik

Aku kadang mikir, aku yang bego apa gimana sih. Saat ada ksempatan dalam saat itu, aku selalu cuek, aku selalu berlaku seolah gak peduli.
 
Kalau kamu yang merasa pernah ada dalam semua tulisan ini, maaf untuk segalanya. Maaf untuk sikap bodoh dan cuek ku dulu. I wish nothing but the best for you. andai boleh minta semuanya balik seperti 4 tahun lalu, sungguh aku mau. Tapi aku gak bisa maksa kehendakmu. Terserah. Aku hanya pengen kamu baca ini dan sadar bahwa gaada yang pernah bisa gantiin kamu.

Sendirian



Kadang, aku lelah sok jadi kuat. Sok jadi bisa dan punya banyak teman. Nyatanya, aku bukan cewek yang seperti itu. Aku berkedok kuat, tetapi tetap terlihat percuma
Teman, sulit menurutku untuk semuanya yang udah kulaluin. Sendirian, berasa ramai tapi nyatanya aku sendiri. Aku terasingkan, sendiri. Dikatai dar belakang. Dan tanpa sadar kami saling menusuk satu sama lain. Bully. Bukan juga. Aku merasa bahwa aku tidak disukai tetapi tetap dikatai oleh mereka. Aku capek kadang. Harus pura pura jadi kuat. Boleh aku ngeluh yang sebenarnya? Saat kadang aku harus mengangkat diriku menjadi benar benar diriku sendiri. Apa hanya aku saja yang disalahkan? Aku letih sungguh. Saat aku udah ngertiin dia tapi gak pernah bisa ngerti aku balik. Aku berasa kayak percuma di asrama kalau aku sendiri diginiin. Percuma jabatan yang baik tapi aku ditusuk. Ya aku tau everyone has the own drama. Tapi kayak capek aja. Aku yang terlalu sok tau, aku yang cerewet dan lainnya. Inget? Nobody perfect. Percuma kalau dalam keramaian pun aku sendiri. Hampa, kosong. Aku rindu semua yang ada di rumah. Aku rindu apa yang menjadi kebebasanku. Tapi apakah mereka ngerti bahwa berapa banyak kesempatan yang ada untuk aku bebas tapi aku korbankan untuk semuanya? Gak kan. Kadang aku sendiri mengakui kalau aku kekanak kanakan. Ngasal omong dan apalah. Serba salah. Aku gak bisa jadi orang lain untuk diri ku sendiri. Tapi aku letih untuk semua yang kulakuin. Dan aku tahu semuanya percuma. Sadar akan kata seseorang entah siapa. Mereka dekat dengan kita agar sakitnya semakin dalam. Tetapi dalam penderitaan ini, hanya ada mereka yang setia. Mama dan ayahku, dan Tuhan. Aku gak tau berapa banyak air mata yang udah mereka lihat dan berapa lama aku nahan sakit sendirian. Aku percaya, Tuhan melatihku menjadi pribadi yang makin baik. Dan aku percaya… bahwa 1 tahun kedepan aku bisa laluin. Satu tahun lagi. Aku hanya harus meyakinkan diriku sendiri bahwa aku mampu. Dan kuat. Itu aja.

Don’t trust anyone. Trust God.

Senin, 19 Januari 2015

Sekali seumur hidup, SMA



Bosen sih kadang sama rutinitas yang ada. Kayak belajar dan lain lain. Kadang aku pengen cepat cepatan libur, cepat cepat uas. Tapi kadang aku lupa, ini momen yang sebenarnya paling indah. Ya sebenarnya. Kalau aja aku bisa melihat dari sudut pandang lain.
Tapi siapa sih yang gak capek apalagi lelah sama sekolah? Dengan pr, tugas disekolah, ulangan dan lainnya. Jujur, aku juga kadang sampai di titik jenuh.
Tapi suatu saat nanti kita bakalan rindu juga kan. Kayak salah satu alumni-dan nampaknya ada banyak alumni- yang bilang dia rindu masa sma. Dia rindu teman teman dan suasana kelas saat dia bisa bareng, kerjain tugas atau kadang ngerjain guru dengan cara cara anak sma. Yah, aku sebagai anak sma yang belum lulus-tapi semoga lulus- lagi pengen cepet cepet UAS, kalau ngitung bulan, galama lagi kita bakalan naik kelas 3. Aih gakbakalan bebas dari peltam lagi. Bakalan pusing sama uan. Tapi dinikmati. Kayaknya 3 entry ini udah menikmati terus deh. Tapi ada benernya juga lah.  Aku pengen masa SMA ini indah aja. Gak kayak jaman kelas satu yang lebih milih untuk pendiam atau cuek sama keadaan. Kali ini harus terbuka. Dan semoga aku bisa sedikit merasakan indahnya masa SMA yang katanya menyenangkan itu. hihi

Sederhana, tapi jleb sih



Karena kita harus belajar lagi, bahwa kadang hidup itu gak selamanya mudah. Gak semua cerita di masa SMA itu sama kayak di novel novel remaja, yang buat senyum sendiri karena ceritanya. Nyatanya, gak semua orang punya cerita yang indah. Banyak pula hal yang emang… gak pernah terjadi seperti di novel novel. Well, kadang salah juga kalau kita kemakan sama imajinasi untuk dapatin apa yang ada di novel. Semuanya kita yang buat. Ceritanya, tokohnya. Kita yang buat sendiri. Bukan orang lain.
Aku kadang bermimpi, untuk merasakan hal yang sama seperti di novel novel tentang masa SMA. Kayak kenalan sama orang dari mos jadi deket dan blablabla. Walaupun aku pernah mengalaminya pas SMP sih. Sayang, kita jelas butuh tokoh lain untuk ngelengkapin kisah kita. Gakmungkin kan kita berjalan sendiri? Dan yang cerita yang sekarang kurangkai masih hanyalah pertemanan. Perbanyak pertemanan kemana mana. Ke sekolah, asrama, gereja, organisasi. Kadang hang out, nonton ke bioskop, atau bahkan ke gereja. Kadang aku heran sendiri, kenapa aku enggak pernah bisa mendapatkan cerita di novel novel? Apakah itu begitu menyedihkan bagiku?
Kita kadang mau apa yang kita certain sesuai sama kenyataannya. Tapi kadang, gak semua bisa kita tuntut sama. Apa kita mau hidup dalam drama? Jujur, pasti semua orang gamau kan hidupnya diatur yang kebangetan contohnya kemana mana diatur, bahkan kalau ngomong sama orang tertentu aja gak boleh. Jelas kita bakalan marah. Dan aku pun sama. Apa haknya ngatur aku kalau orangtua ku gak harus nuntut aku seterlalunya. Pasti itu yang aku katain. Saat aku masih jadi bocah yang berpikiran sempit sih.
Walau begitu, banyak kisah bahagia yang kulaluin. Bahagia itu sederhana. Dibonceng sama temen, dan kita jalan bareng rame rame ke satu tempat, dan disana ketawa lepas tanpa ada rasa malu aja udah jadi saat yang menurutku gak dilupain. Kayak naik angkot AG dan bemo dikupang. Aku juga rindu kok saat saat bareng, apalagi saat di masa sekolah kayak SMP dan SMA. Lebih terutama lagi kalau ada hape didalamnya. Ah abaikan. Lagian sekarang kan hape hanya sebagai media. Jangan sampai terhamba sama hape ajalah sekarang. Ada juga senyum senyum sendiri sama keluarga ku. Kalau ini sih kayaknya udah jadi hal yang wajib dan emang gitu kan.
Novel itu sama kayak mimpi. Kita berharap bahwa itu akan terjadi. Tapi nyatanya enggak. Ada juga peluang kalau mimpi itu bisa jadi kenyataan atau enggak. Tergantung. Ya itu yang disebut déjà vu. Maka, kuncinya pasti hadapin aja. bener. Hadapin mana yang emang bener bener nyata.  dibalik ini semua, mungkin yang sekarang ku lalui adalah cerita buatanku sendiri yang gak akan dirasain oleh orang lain. Aku hanya perlu bersyukur aja untuk semuanya. Karena Tuhan udah nyusun yang terbaik. Dan suatu saat, hari
itu akan tiba pasti akan jadi sangat indah.